Munculnya Konflik

Dalam suatu organisasi terdapat adanya perbedaan opini, tujuan dan nilai yang dianut yang dapat menyebabkan terjadinya konflik. Apalagi untuk organisasi proyek yang sering dibentuk jika ada proyek baru akan seringkali terjadi pergantian personil yang sebelumnya mungkin tidak saling kenal, sehingga harus bekerjasama dengan orang-orang yang baru. Mengutamakan kepentingan sendiri agar pekerjaan di bagiannya berhasil, juga dapat memperbesar potensi konflik antar departemen atau seksi. Konflik bisa muncul antar orang dalam organisasi, orang-orang dalam tim, antar departemen, antara user dan kontraktor, antara tim proyek dan staf fungsional.

Konflik Antara User dan Kontraktor

Konflik antara user dan kontraktor sudahakan muncul ketika keduanya terlibat untuk negosiasi kontrak. Masing-masing pihak biasanya akan lebih mementingkan pihaknya sendiri daripada mengembangkan kepercayaan dan saling bekerjasama untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Satu pihak ingin mendapatkan keuntungan sementara pihak lain harus mengurus kerugian. Pihak user ingin agar biaya proyeknya minimum sementara pihak kontraktor berharap untuk mendapatkan keuntungan maksimum. Setelah kontrak ditandatangani, kemungkinan masih akan muncul konflik antar keduanya terutama untuk jenis kontrak biaya plus di mana profit bagi kontraktor adalah persentase dari biaya, perbedaan ini sering terlihat kontraktor kurang peduli terhadap pengeluaran sementara user harus sering memeriksa segala sesuatu tentang proyek. Hasil akhir dari proyek juga masih memungkinkan terjadinya konflik antara user dan kontraktor. Perbedaan persepsi tentang hasil akhir proyek biasanya akan menyebabkan konflik dalam tahap akhir sehingga diperlukan kontrak yang jelas antara user dan kontraktor untuk menghindari potensi konflik di tahap akhir.

Konflik dalam Organisasi Proyek

Di dalam organisasi, peluang untuk terjadinya konflik sangat besar. Hal ini terlihat bila kelompok-kelompok yang bekerja dalam proyek mempunyai perbedaan dalam hal tujuan dan harapan, ketidakjelasan siapa yang harus membuat atau berwenang untuk membuat keputusan dan adanya konflik antar individu dalam proyek. sumber-sumber potensial terjadinya konflik dalam organisasi proyek adalah prioritas pekerjaan, jadwal dan alokasi sumberdaya.

Orang-orang dari divisi fungsional harus melakukan prioritas dalam mengalokasikan sumberdaya, karena seringkali berhadapan dengan para manajer proyek yang menginginkan proyek-proyek yang dikelolanya berhasil. Keberhasilan ini sangat didukung oleh tersedianya sumberdaya yang memadai. Untuk struktur matrik, manajer fungsional melihat manajer proyek sebagai pihak yang memasuki wilayah kewenangannya dan harus melakukan perencanaan serta pengendalian bersama. Para manajer fungsional kadang-kadang menghalangi orang dibawahnya yang dibutuhkan untuk dipekerjakan di proyek. Para pekerja yang harus melapor ke dua manajer akan mengalami kebingungan tentang loyalitas dan prioritas manajer mana yang harus didahulukan untuk ditaati perintahnya.

Tinggalkan komentar